Wednesday 29 December 2010

Pentingnya Seorang Mentor Sukses

Sejauh mana peran seorang mentor sukses? Seperti Anda lihat pada gambar disamping, ibu adalah mentor bagi anaknya. Sebab ibunya lebih dulu tahu tentang dunia dibandingkan anaknya. Saat kita lahir, banyak hal yang tidak kita ketahui, beruntunglah kita sebab ada seorang ibu atau orang tua lainnya di samping kita. Sehingga ada yang membantu dan mengarahkan kita.

Begitu juga dalam dunia karir maupun bisnis, kecuali Anda sudah segala tahu, maka Anda memerlukan seorang mentor untuk membantu, mempermudah, dan mengarahkan jalan bisnis dan karir Anda. Intinya kehadiran seorang mentor sukses sangat penting jika Anda mau sukses.

Bagaimana mendapatkan seorang mentor sukses?

Cara Mendapatkan Mentor Sukses.

Berikut adalah tip-tip mendapatkan mentor sukses.

1. Rajinlah silaturahim, terutama dengan orang-orang yang bisa Anda jadikan sebagai mentor. Tidak perlu seseorang ayng sudah kaya dan terkenal, cukup seseorang yang memiliki ilmu atau pengalaman dibidang yang kita perlukan. Jika Anda butuh seorang mentor carilah, bukan berharap mentor yang mencari Anda.

2. Bersikaplah terbuka. Sebuah wadah tidak akan bisa diisi jika wadah tersebut tertutup. Begitu juga dengan pikiran kita, jika tertutup, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari siapa pun. Ciri-ciri pikiran tertutup:
◦ Suka membantah. Dia menerima nasihat, tetapi saat dinasihati malah membantah.
◦ Kalah dengan alasan. Saat ada halangan dia berhenti dengan alasan ada halangan tersebut.
◦ Tidak menerima sesuatu yang baru. Dia hanya mau melakukan sesuatu yang sudah biasa dia lakukan saja.
◦ Tidak mau menerima tantangan. Maunya dikasih tugas yang bisa-bisa saja.

3. Hormati mentor. Kadang aneh, ada orang yang bertanya dengan cara maksa, marah-marah, atau tidak sopan. Mentor tersebut akan membantu keberhasilan Anda, maka wajar jika Anda menghormatinya.

4. Mengertilah dengan kesibukan mentor। Jika mentor Anda orang sukses, pasti dia sibuk. Jangan mau punya mentor yang malas, nanti Anda akan terbawa malas. Mentor yang baik, pasti mentor yang sibuk dan Anda harus mengerti. Tidak usah marah-marah saat pertanyaan Anda tidak dijawab. Sabarlah, coba pada kesempatan lain. Bukannya marah atau ngambek. Jika perlu, bantu kesibukan mentor.

5. Jangan manja, seperti anak kecil. Kecuali Anda masih kecil, bersikaplah dewasa. Jangan manja, segala sesuatu ingin disuapin oleh mentor. Mentor itu hanya mengarahkan apa yang harus Anda lakukan. Bagaimana cara melakukannya itu adalah tugas Anda. Bahkan ada yang konyol, seorang yang manja malah minta mentor melakukan sesuatu untuk dia. Jika memang Anda ingin seseorang bekerja untuk Anda, itu bukan mentor. Carilah konsultan atau orang yang menawarkan jasa untuk melakukan sesuatu yang tidak Anda bisa. Yup, Anda harus membayarnya.

Haruskah Punya Mentor Sukses?

Pertanyaan saya, kenapa harus mempertanyakan ini? Mungkin ada yang berkata bahwa banyak orang yang sukses tidak memiliki mentor sukses. Tentu saja bisa saja. Namun satu kunci kesuksesan seseorang itu ialah dia melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Untuk menemukan cara yang benar itu bisa Anda cari sendiri atau Anda belajar kepada orang yang sudah menemukannya. Itu semua pilihan Anda.
Memang, sebagian orang begitu enggan memiliki mentor sukses. Merasa berat memiliki mentor sebab dia tidak mau diatur atau diarahkan. Tidak apa-apa, jika seseorang tidak mau diarahkan, artinya dia harusnya sudah tahu arah atau akan mencarinya sendiri. Sekali lagi, itu terserah Anda.

Kenapa Orang Sukses Mau Menjadi Mentor Sukses?

Bukankah tadi dikatakan bahwa seorang mentor sukses itu biasanya sibuk? Lalu kenapa dia mau menjadi seorang mentor? Jika Anda mempertanyakan masalah ini, jelas Anda butuh seorang mentor sukses. Sebab ini salah satu rahasia sukses dan Anda belum mengetahuinya. Salah satu rahasia sukses itu adalah berbagi. Seseorang yang sukses tentu akan mau berbagi untuk keberhasilan dia sendiri. Mereka tidak akan menolak menjadi mentor sukses.

Kesimpulan

Bertindaklah. Mulailah bangun jaringan untuk mendapatkan seorang mentor sukses. Ingat tip-tip yang sudah dijelaskan diatas. Jika Anda bertanya apakah saya punya mentor, maka jawabannya ialah saya punya banyak mentor sukses.

Salam sukses,

Junaedi

Sumber: http://www.motivasi-islami.com/pentingnya-seorang-mentor-sukses/


Pentingnya Seorang Mentor Sukses

Sejauh mana peran seorang mentor sukses? Seperti Anda lihat pada gambar disamping, ibu adalah mentor bagi anaknya. Sebab ibunya lebih dulu tahu tentang dunia dibandingkan anaknya. Saat kita lahir, banyak hal yang tidak kita ketahui, beruntunglah kita sebab ada seorang ibu atau orang tua lainnya di samping kita. Sehingga ada yang membantu dan mengarahkan kita.

Begitu juga dalam dunia karir maupun bisnis, kecuali Anda sudah segala tahu, maka Anda memerlukan seorang mentor untuk membantu, mempermudah, dan mengarahkan jalan bisnis dan karir Anda. Intinya kehadiran seorang mentor sukses sangat penting jika Anda mau sukses.

Bagaimana mendapatkan seorang mentor sukses?

Cara Mendapatkan Mentor Sukses.

Berikut adalah tip-tip mendapatkan mentor sukses.

1. Rajinlah silaturahim, terutama dengan orang-orang yang bisa Anda jadikan sebagai mentor. Tidak perlu seseorang ayng sudah kaya dan terkenal, cukup seseorang yang memiliki ilmu atau pengalaman dibidang yang kita perlukan. Jika Anda butuh seorang mentor carilah, bukan berharap mentor yang mencari Anda.

2. Bersikaplah terbuka. Sebuah wadah tidak akan bisa diisi jika wadah tersebut tertutup. Begitu juga dengan pikiran kita, jika tertutup, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari siapa pun. Ciri-ciri pikiran tertutup:
◦ Suka membantah. Dia menerima nasihat, tetapi saat dinasihati malah membantah.
◦ Kalah dengan alasan. Saat ada halangan dia berhenti dengan alasan ada halangan tersebut.
◦ Tidak menerima sesuatu yang baru. Dia hanya mau melakukan sesuatu yang sudah biasa dia lakukan saja.
◦ Tidak mau menerima tantangan. Maunya dikasih tugas yang bisa-bisa saja.

3. Hormati mentor. Kadang aneh, ada orang yang bertanya dengan cara maksa, marah-marah, atau tidak sopan. Mentor tersebut akan membantu keberhasilan Anda, maka wajar jika Anda menghormatinya.

4. Mengertilah dengan kesibukan mentor। Jika mentor Anda orang sukses, pasti dia sibuk. Jangan mau punya mentor yang malas, nanti Anda akan terbawa malas. Mentor yang baik, pasti mentor yang sibuk dan Anda harus mengerti. Tidak usah marah-marah saat pertanyaan Anda tidak dijawab. Sabarlah, coba pada kesempatan lain. Bukannya marah atau ngambek. Jika perlu, bantu kesibukan mentor.

5. Jangan manja, seperti anak kecil. Kecuali Anda masih kecil, bersikaplah dewasa. Jangan manja, segala sesuatu ingin disuapin oleh mentor. Mentor itu hanya mengarahkan apa yang harus Anda lakukan. Bagaimana cara melakukannya itu adalah tugas Anda. Bahkan ada yang konyol, seorang yang manja malah minta mentor melakukan sesuatu untuk dia. Jika memang Anda ingin seseorang bekerja untuk Anda, itu bukan mentor. Carilah konsultan atau orang yang menawarkan jasa untuk melakukan sesuatu yang tidak Anda bisa. Yup, Anda harus membayarnya.

Haruskah Punya Mentor Sukses?

Pertanyaan saya, kenapa harus mempertanyakan ini? Mungkin ada yang berkata bahwa banyak orang yang sukses tidak memiliki mentor sukses. Tentu saja bisa saja. Namun satu kunci kesuksesan seseorang itu ialah dia melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Untuk menemukan cara yang benar itu bisa Anda cari sendiri atau Anda belajar kepada orang yang sudah menemukannya. Itu semua pilihan Anda.
Memang, sebagian orang begitu enggan memiliki mentor sukses. Merasa berat memiliki mentor sebab dia tidak mau diatur atau diarahkan. Tidak apa-apa, jika seseorang tidak mau diarahkan, artinya dia harusnya sudah tahu arah atau akan mencarinya sendiri. Sekali lagi, itu terserah Anda.

Kenapa Orang Sukses Mau Menjadi Mentor Sukses?

Bukankah tadi dikatakan bahwa seorang mentor sukses itu biasanya sibuk? Lalu kenapa dia mau menjadi seorang mentor? Jika Anda mempertanyakan masalah ini, jelas Anda butuh seorang mentor sukses. Sebab ini salah satu rahasia sukses dan Anda belum mengetahuinya. Salah satu rahasia sukses itu adalah berbagi. Seseorang yang sukses tentu akan mau berbagi untuk keberhasilan dia sendiri. Mereka tidak akan menolak menjadi mentor sukses.

Kesimpulan

Bertindaklah. Mulailah bangun jaringan untuk mendapatkan seorang mentor sukses. Ingat tip-tip yang sudah dijelaskan diatas. Jika Anda bertanya apakah saya punya mentor, maka jawabannya ialah saya punya banyak mentor sukses.

Salam sukses,

Junaedi

Sumber: http://www.motivasi-islami.com/pentingnya-seorang-mentor-sukses/


Pentingnya Seorang Mentor Sukses

Sejauh mana peran seorang mentor sukses? Seperti Anda lihat pada gambar disamping, ibu adalah mentor bagi anaknya. Sebab ibunya lebih dulu tahu tentang dunia dibandingkan anaknya. Saat kita lahir, banyak hal yang tidak kita ketahui, beruntunglah kita sebab ada seorang ibu atau orang tua lainnya di samping kita. Sehingga ada yang membantu dan mengarahkan kita.

Begitu juga dalam dunia karir maupun bisnis, kecuali Anda sudah segala tahu, maka Anda memerlukan seorang mentor untuk membantu, mempermudah, dan mengarahkan jalan bisnis dan karir Anda. Intinya kehadiran seorang mentor sukses sangat penting jika Anda mau sukses.

Bagaimana mendapatkan seorang mentor sukses?

Cara Mendapatkan Mentor Sukses.

Berikut adalah tip-tip mendapatkan mentor sukses.

1. Rajinlah silaturahim, terutama dengan orang-orang yang bisa Anda jadikan sebagai mentor. Tidak perlu seseorang ayng sudah kaya dan terkenal, cukup seseorang yang memiliki ilmu atau pengalaman dibidang yang kita perlukan. Jika Anda butuh seorang mentor carilah, bukan berharap mentor yang mencari Anda.

2. Bersikaplah terbuka. Sebuah wadah tidak akan bisa diisi jika wadah tersebut tertutup. Begitu juga dengan pikiran kita, jika tertutup, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari siapa pun. Ciri-ciri pikiran tertutup:
◦ Suka membantah. Dia menerima nasihat, tetapi saat dinasihati malah membantah.
◦ Kalah dengan alasan. Saat ada halangan dia berhenti dengan alasan ada halangan tersebut.
◦ Tidak menerima sesuatu yang baru. Dia hanya mau melakukan sesuatu yang sudah biasa dia lakukan saja.
◦ Tidak mau menerima tantangan. Maunya dikasih tugas yang bisa-bisa saja.

3. Hormati mentor. Kadang aneh, ada orang yang bertanya dengan cara maksa, marah-marah, atau tidak sopan. Mentor tersebut akan membantu keberhasilan Anda, maka wajar jika Anda menghormatinya.

4. Mengertilah dengan kesibukan mentor। Jika mentor Anda orang sukses, pasti dia sibuk. Jangan mau punya mentor yang malas, nanti Anda akan terbawa malas. Mentor yang baik, pasti mentor yang sibuk dan Anda harus mengerti. Tidak usah marah-marah saat pertanyaan Anda tidak dijawab. Sabarlah, coba pada kesempatan lain. Bukannya marah atau ngambek. Jika perlu, bantu kesibukan mentor.

5. Jangan manja, seperti anak kecil. Kecuali Anda masih kecil, bersikaplah dewasa. Jangan manja, segala sesuatu ingin disuapin oleh mentor. Mentor itu hanya mengarahkan apa yang harus Anda lakukan. Bagaimana cara melakukannya itu adalah tugas Anda. Bahkan ada yang konyol, seorang yang manja malah minta mentor melakukan sesuatu untuk dia. Jika memang Anda ingin seseorang bekerja untuk Anda, itu bukan mentor. Carilah konsultan atau orang yang menawarkan jasa untuk melakukan sesuatu yang tidak Anda bisa. Yup, Anda harus membayarnya.

Haruskah Punya Mentor Sukses?

Pertanyaan saya, kenapa harus mempertanyakan ini? Mungkin ada yang berkata bahwa banyak orang yang sukses tidak memiliki mentor sukses. Tentu saja bisa saja. Namun satu kunci kesuksesan seseorang itu ialah dia melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Untuk menemukan cara yang benar itu bisa Anda cari sendiri atau Anda belajar kepada orang yang sudah menemukannya. Itu semua pilihan Anda.
Memang, sebagian orang begitu enggan memiliki mentor sukses. Merasa berat memiliki mentor sebab dia tidak mau diatur atau diarahkan. Tidak apa-apa, jika seseorang tidak mau diarahkan, artinya dia harusnya sudah tahu arah atau akan mencarinya sendiri. Sekali lagi, itu terserah Anda.

Kenapa Orang Sukses Mau Menjadi Mentor Sukses?

Bukankah tadi dikatakan bahwa seorang mentor sukses itu biasanya sibuk? Lalu kenapa dia mau menjadi seorang mentor? Jika Anda mempertanyakan masalah ini, jelas Anda butuh seorang mentor sukses. Sebab ini salah satu rahasia sukses dan Anda belum mengetahuinya. Salah satu rahasia sukses itu adalah berbagi. Seseorang yang sukses tentu akan mau berbagi untuk keberhasilan dia sendiri. Mereka tidak akan menolak menjadi mentor sukses.

Kesimpulan

Bertindaklah. Mulailah bangun jaringan untuk mendapatkan seorang mentor sukses. Ingat tip-tip yang sudah dijelaskan diatas. Jika Anda bertanya apakah saya punya mentor, maka jawabannya ialah saya punya banyak mentor sukses.

Salam sukses,

Junaedi

Sumber: http://www.motivasi-islami.com/pentingnya-seorang-mentor-sukses/


Friday 23 July 2010

Ayo.., Membuka Usaha Mulai Sekarang!

Kemampuan belajar dari kegagalan menentuykan keberhasilan pebisnis.

Tak ada resep jitu untuk menjadi businessman keculai memulainya. Berbisnis adalah learning by doing. Tak ada pebisnis yang bisa meraih sukses tanpa terantuk kegagalan. Lebh cepat memulai bisnis lebih baik agar ide Anda tidak didahului orang lain.

Tidak semua orang memilih jalan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Tapi, tiap orang perlu dibuka inspirasinya untuk menjadi seorang wirausahawan sedini mungkin. Dengan memulai usaha lebih dini, akan terbuka kesempatan mengekplorasi inspirasi usahanya itu.

Nasihat panjang itu kerap disampaikan pengusaha properti Ciputra untuk menjawab pertanyaan kapan harus memulai bisnis. Jadi, lebih cepat memulai usaha, tentu lebih baik. Jika tidak memulai dari sekarang, bisa jadi orang lain akan lebih dulu melaksanakan ide Anda.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman para pebisnis tenar di Amerika Serikat (AS), usia bukan penentu kesuksesan seorang pebisnis. Ada pebisnis yang sukses merintis usahanya di usia muda, ada pula yang baru sukses di masa senja.

Farrah Gray sebagai contoh, pemuda kelahiran Chicago Amerika Serikat 9 September 1984 adalah contoh pebisnis sukses yang merintis usaha sedari dini. Ia memulai bisnis dari jualan hand & body lotion seharga U$ 1,5 per botol secara door to door di usia 6 tahun.

Menginjang usia 13 tahun, Gray mengawalai produksi sirop dengan mendirikan Farr-Out Foods. Pas 14 tahun, Farr-Out Food mencetak penjualan U$ 1,5 juta. Dan kini Gray memiliki perusahaan media raksasa bernama Innercity Broadcasting dan beraset jutaan dollar AS.

Berbeda dengan Grey, Harland Sanders justru terlambat masuk ke kancah bisnis. Pendiri Kentuky Fried Chicken (KFC) tersebut baru merintis usaha ayam goreng ketika berusia 48 tahun. Dan, baru di usia 62 tahun, Sanders mengibarkan merek dagang KFC.

Modal lain berbisnis adalah jangan takut gagal. Agung Bayu Waluyo, Netrpreneurship Education Manager Universitas Ciputra Entrepreneurship Center, berpesan, belajrt dari pengalaman sering menjadi kunci sukses. Entrepreneur bahkan harus pernah mengalami kegagalan. "Ia harus bisa mengelola kegagalan sama halnya mengelola kebrhasilan," kata Agung.

Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memulai bisnis adalah kepercayaan dengan pilihan ide. Biarkan insting Anda bekerja dan berkembang. Jangan berhenti berinovasi. Siapa tau hasil inovasi Anda justru bisa memenuhi ceruk pasar yang lebih besar.

Tak kalah penting pelajari kegagalan pesaing, pelajari pengalaman pesaing, dan pastikan Anda tidak mengulanginya. Jika sekarang ANda masih jadi pekerja/karyawan dan ingin memulai usaha, sebaiknya jangan menunggu usia pensiun. Sangat beresiko mempertaruhkan uang pensiun untuk modal usaha.

Kesalahan seperti ini sering dilakukan orang Indonesia. "Maksimal lima tahun menjelang pensiun harus sudah mulai merintis uaha," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansial Consulting.

Bedasarkan pengalaman, pada tahun pertama membukja usaha perlu dana investasi besar, serta masih mencari bentuk usaha yang pas. Baru tahun ke dua butuh suntikan dana segar untuk pengembangan usaha. "Usaha di tahun pertama biasanya belum belum membawa hasil, baru mencari bentuk," ujar dia.

Eko menyarankan pekerja/karyawan yang ingin berbisnis, mulai start di usia menjelang 40-an, terutama saat karier mencapai puncak. Syukur-syukur perusahaan menawarkan pensiun dini yang bisa digunakan jadi modal. "Kalau sahanya gagal, masih ada kesempatan untuk jadi pekerja lagi," imbuh Eko.

Begitulah modal umum menjadi pengusaha. Anda siap memulainya?

Memulai dari Hasrat

Berbagai penelitian menunjukan faktor penentu sukses sebuah bisnis pertama kali datang dari hasrat seseorang. Hasrat ini lebih berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis ketimbang faktor lainnya. Misalnya bisnis bengkel modifikasi mobil atau motor, biasanya dimulai dari kegemaran si pengusaha terhadap otomotif. Selain hasrat, sebelum membuka usaha, seseorang perlu mengidentifikiasi peluang yang ada di lingkungan sekitar. Ambil contoh, di lingkungan yang panas, kebutuhan orang akan air minum jelas tinggi. Ini bisa dibaca oeleh pebisnis sebagai peluang bisnis minuman dalam kemasan atau air isi ulang. Contoh lain adalah dari pengamatan perubahan nilai di masyarakat. Ambil contoh, orang Indonesia membeli handphone untuk gaya hidup bukan berdasarkan kebutuhan. Di Amerika Serikat, pnsel cerdas BlackBerry populer karen punya kemampuan push mail. DI Indonesia, yang jadi keunggulan BlackBerry bukan push mail, tapi berbagai aplikasi jejaring sosial. Karenanya, penjualan BlackBerry tetap laris manis. Bahkan, produsen ponsel yang mirip BlackBerry ikut kecipratan permintaan. Agung Bayu Waluyo dari Universitas Ciputra menyarankan, calon entrepreneur bisa memulai bisnis begitu menyadari empat hal. Pertama; ada peluang dari supply dan demand yang cocok terhadap sebuah barang. Kedua; sudah memiliki barang, tetapi masih mancari pangsa pasar. Ketiga; menyadari ada permintaan yang besar, tapi pasokan minim. Ini misalnya bisa dilihat dari kebutuhan obat penyakit kanker dan AIDS. Keempat; mencipatakan peluang ketika seseorang bisa melihat kebutuhan di mas mendatang, dan berusaha untuk memenuhinya denga teknologi. Contoh yang terakhir ini adalah Mrk Zuckerbrg, pencipta situs jejaring sosial bernaba Facebook.

Semoga bermanfaat dan salam sukses,


Junaedi

Sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/epaper


Ayo.., Membuka Usaha Mulai Sekarang!

Kemampuan belajar dari kegagalan menentuykan keberhasilan pebisnis.

Tak ada resep jitu untuk menjadi businessman keculai memulainya. Berbisnis adalah learning by doing. Tak ada pebisnis yang bisa meraih sukses tanpa terantuk kegagalan. Lebh cepat memulai bisnis lebih baik agar ide Anda tidak didahului orang lain.

Tidak semua orang memilih jalan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Tapi, tiap orang perlu dibuka inspirasinya untuk menjadi seorang wirausahawan sedini mungkin. Dengan memulai usaha lebih dini, akan terbuka kesempatan mengekplorasi inspirasi usahanya itu.

Nasihat panjang itu kerap disampaikan pengusaha properti Ciputra untuk menjawab pertanyaan kapan harus memulai bisnis. Jadi, lebih cepat memulai usaha, tentu lebih baik. Jika tidak memulai dari sekarang, bisa jadi orang lain akan lebih dulu melaksanakan ide Anda.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman para pebisnis tenar di Amerika Serikat (AS), usia bukan penentu kesuksesan seorang pebisnis. Ada pebisnis yang sukses merintis usahanya di usia muda, ada pula yang baru sukses di masa senja.

Farrah Gray sebagai contoh, pemuda kelahiran Chicago Amerika Serikat 9 September 1984 adalah contoh pebisnis sukses yang merintis usaha sedari dini. Ia memulai bisnis dari jualan hand & body lotion seharga U$ 1,5 per botol secara door to door di usia 6 tahun.

Menginjang usia 13 tahun, Gray mengawalai produksi sirop dengan mendirikan Farr-Out Foods. Pas 14 tahun, Farr-Out Food mencetak penjualan U$ 1,5 juta. Dan kini Gray memiliki perusahaan media raksasa bernama Innercity Broadcasting dan beraset jutaan dollar AS.

Berbeda dengan Grey, Harland Sanders justru terlambat masuk ke kancah bisnis. Pendiri Kentuky Fried Chicken (KFC) tersebut baru merintis usaha ayam goreng ketika berusia 48 tahun. Dan, baru di usia 62 tahun, Sanders mengibarkan merek dagang KFC.

Modal lain berbisnis adalah jangan takut gagal. Agung Bayu Waluyo, Netrpreneurship Education Manager Universitas Ciputra Entrepreneurship Center, berpesan, belajrt dari pengalaman sering menjadi kunci sukses. Entrepreneur bahkan harus pernah mengalami kegagalan. "Ia harus bisa mengelola kegagalan sama halnya mengelola kebrhasilan," kata Agung.

Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memulai bisnis adalah kepercayaan dengan pilihan ide. Biarkan insting Anda bekerja dan berkembang. Jangan berhenti berinovasi. Siapa tau hasil inovasi Anda justru bisa memenuhi ceruk pasar yang lebih besar.

Tak kalah penting pelajari kegagalan pesaing, pelajari pengalaman pesaing, dan pastikan Anda tidak mengulanginya. Jika sekarang ANda masih jadi pekerja/karyawan dan ingin memulai usaha, sebaiknya jangan menunggu usia pensiun. Sangat beresiko mempertaruhkan uang pensiun untuk modal usaha.

Kesalahan seperti ini sering dilakukan orang Indonesia. "Maksimal lima tahun menjelang pensiun harus sudah mulai merintis uaha," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansial Consulting.

Bedasarkan pengalaman, pada tahun pertama membukja usaha perlu dana investasi besar, serta masih mencari bentuk usaha yang pas. Baru tahun ke dua butuh suntikan dana segar untuk pengembangan usaha. "Usaha di tahun pertama biasanya belum belum membawa hasil, baru mencari bentuk," ujar dia.

Eko menyarankan pekerja/karyawan yang ingin berbisnis, mulai start di usia menjelang 40-an, terutama saat karier mencapai puncak. Syukur-syukur perusahaan menawarkan pensiun dini yang bisa digunakan jadi modal. "Kalau sahanya gagal, masih ada kesempatan untuk jadi pekerja lagi," imbuh Eko.

Begitulah modal umum menjadi pengusaha. Anda siap memulainya?

Memulai dari Hasrat

Berbagai penelitian menunjukan faktor penentu sukses sebuah bisnis pertama kali datang dari hasrat seseorang. Hasrat ini lebih berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis ketimbang faktor lainnya. Misalnya bisnis bengkel modifikasi mobil atau motor, biasanya dimulai dari kegemaran si pengusaha terhadap otomotif. Selain hasrat, sebelum membuka usaha, seseorang perlu mengidentifikiasi peluang yang ada di lingkungan sekitar. Ambil contoh, di lingkungan yang panas, kebutuhan orang akan air minum jelas tinggi. Ini bisa dibaca oeleh pebisnis sebagai peluang bisnis minuman dalam kemasan atau air isi ulang. Contoh lain adalah dari pengamatan perubahan nilai di masyarakat. Ambil contoh, orang Indonesia membeli handphone untuk gaya hidup bukan berdasarkan kebutuhan. Di Amerika Serikat, pnsel cerdas BlackBerry populer karen punya kemampuan push mail. DI Indonesia, yang jadi keunggulan BlackBerry bukan push mail, tapi berbagai aplikasi jejaring sosial. Karenanya, penjualan BlackBerry tetap laris manis. Bahkan, produsen ponsel yang mirip BlackBerry ikut kecipratan permintaan. Agung Bayu Waluyo dari Universitas Ciputra menyarankan, calon entrepreneur bisa memulai bisnis begitu menyadari empat hal. Pertama; ada peluang dari supply dan demand yang cocok terhadap sebuah barang. Kedua; sudah memiliki barang, tetapi masih mancari pangsa pasar. Ketiga; menyadari ada permintaan yang besar, tapi pasokan minim. Ini misalnya bisa dilihat dari kebutuhan obat penyakit kanker dan AIDS. Keempat; mencipatakan peluang ketika seseorang bisa melihat kebutuhan di mas mendatang, dan berusaha untuk memenuhinya denga teknologi. Contoh yang terakhir ini adalah Mrk Zuckerbrg, pencipta situs jejaring sosial bernaba Facebook.

Semoga bermanfaat dan salam sukses,


Junaedi

Sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/epaper


Ayo.., Membuka Usaha Mulai Sekarang!

Kemampuan belajar dari kegagalan menentuykan keberhasilan pebisnis.

Tak ada resep jitu untuk menjadi businessman keculai memulainya. Berbisnis adalah learning by doing. Tak ada pebisnis yang bisa meraih sukses tanpa terantuk kegagalan. Lebh cepat memulai bisnis lebih baik agar ide Anda tidak didahului orang lain.

Tidak semua orang memilih jalan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Tapi, tiap orang perlu dibuka inspirasinya untuk menjadi seorang wirausahawan sedini mungkin. Dengan memulai usaha lebih dini, akan terbuka kesempatan mengekplorasi inspirasi usahanya itu.

Nasihat panjang itu kerap disampaikan pengusaha properti Ciputra untuk menjawab pertanyaan kapan harus memulai bisnis. Jadi, lebih cepat memulai usaha, tentu lebih baik. Jika tidak memulai dari sekarang, bisa jadi orang lain akan lebih dulu melaksanakan ide Anda.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman para pebisnis tenar di Amerika Serikat (AS), usia bukan penentu kesuksesan seorang pebisnis. Ada pebisnis yang sukses merintis usahanya di usia muda, ada pula yang baru sukses di masa senja.

Farrah Gray sebagai contoh, pemuda kelahiran Chicago Amerika Serikat 9 September 1984 adalah contoh pebisnis sukses yang merintis usaha sedari dini. Ia memulai bisnis dari jualan hand & body lotion seharga U$ 1,5 per botol secara door to door di usia 6 tahun.

Menginjang usia 13 tahun, Gray mengawalai produksi sirop dengan mendirikan Farr-Out Foods. Pas 14 tahun, Farr-Out Food mencetak penjualan U$ 1,5 juta. Dan kini Gray memiliki perusahaan media raksasa bernama Innercity Broadcasting dan beraset jutaan dollar AS.

Berbeda dengan Grey, Harland Sanders justru terlambat masuk ke kancah bisnis. Pendiri Kentuky Fried Chicken (KFC) tersebut baru merintis usaha ayam goreng ketika berusia 48 tahun. Dan, baru di usia 62 tahun, Sanders mengibarkan merek dagang KFC.

Modal lain berbisnis adalah jangan takut gagal. Agung Bayu Waluyo, Netrpreneurship Education Manager Universitas Ciputra Entrepreneurship Center, berpesan, belajrt dari pengalaman sering menjadi kunci sukses. Entrepreneur bahkan harus pernah mengalami kegagalan. "Ia harus bisa mengelola kegagalan sama halnya mengelola kebrhasilan," kata Agung.

Faktor lain yang tidak kalah penting dalam memulai bisnis adalah kepercayaan dengan pilihan ide. Biarkan insting Anda bekerja dan berkembang. Jangan berhenti berinovasi. Siapa tau hasil inovasi Anda justru bisa memenuhi ceruk pasar yang lebih besar.

Tak kalah penting pelajari kegagalan pesaing, pelajari pengalaman pesaing, dan pastikan Anda tidak mengulanginya. Jika sekarang ANda masih jadi pekerja/karyawan dan ingin memulai usaha, sebaiknya jangan menunggu usia pensiun. Sangat beresiko mempertaruhkan uang pensiun untuk modal usaha.

Kesalahan seperti ini sering dilakukan orang Indonesia. "Maksimal lima tahun menjelang pensiun harus sudah mulai merintis uaha," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansial Consulting.

Bedasarkan pengalaman, pada tahun pertama membukja usaha perlu dana investasi besar, serta masih mencari bentuk usaha yang pas. Baru tahun ke dua butuh suntikan dana segar untuk pengembangan usaha. "Usaha di tahun pertama biasanya belum belum membawa hasil, baru mencari bentuk," ujar dia.

Eko menyarankan pekerja/karyawan yang ingin berbisnis, mulai start di usia menjelang 40-an, terutama saat karier mencapai puncak. Syukur-syukur perusahaan menawarkan pensiun dini yang bisa digunakan jadi modal. "Kalau sahanya gagal, masih ada kesempatan untuk jadi pekerja lagi," imbuh Eko.

Begitulah modal umum menjadi pengusaha. Anda siap memulainya?

Memulai dari Hasrat

Berbagai penelitian menunjukan faktor penentu sukses sebuah bisnis pertama kali datang dari hasrat seseorang. Hasrat ini lebih berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis ketimbang faktor lainnya. Misalnya bisnis bengkel modifikasi mobil atau motor, biasanya dimulai dari kegemaran si pengusaha terhadap otomotif. Selain hasrat, sebelum membuka usaha, seseorang perlu mengidentifikiasi peluang yang ada di lingkungan sekitar. Ambil contoh, di lingkungan yang panas, kebutuhan orang akan air minum jelas tinggi. Ini bisa dibaca oeleh pebisnis sebagai peluang bisnis minuman dalam kemasan atau air isi ulang. Contoh lain adalah dari pengamatan perubahan nilai di masyarakat. Ambil contoh, orang Indonesia membeli handphone untuk gaya hidup bukan berdasarkan kebutuhan. Di Amerika Serikat, pnsel cerdas BlackBerry populer karen punya kemampuan push mail. DI Indonesia, yang jadi keunggulan BlackBerry bukan push mail, tapi berbagai aplikasi jejaring sosial. Karenanya, penjualan BlackBerry tetap laris manis. Bahkan, produsen ponsel yang mirip BlackBerry ikut kecipratan permintaan. Agung Bayu Waluyo dari Universitas Ciputra menyarankan, calon entrepreneur bisa memulai bisnis begitu menyadari empat hal. Pertama; ada peluang dari supply dan demand yang cocok terhadap sebuah barang. Kedua; sudah memiliki barang, tetapi masih mancari pangsa pasar. Ketiga; menyadari ada permintaan yang besar, tapi pasokan minim. Ini misalnya bisa dilihat dari kebutuhan obat penyakit kanker dan AIDS. Keempat; mencipatakan peluang ketika seseorang bisa melihat kebutuhan di mas mendatang, dan berusaha untuk memenuhinya denga teknologi. Contoh yang terakhir ini adalah Mrk Zuckerbrg, pencipta situs jejaring sosial bernaba Facebook.

Semoga bermanfaat dan salam sukses,


Junaedi

Sumber: http://www.kontan.co.id/index.php/epaper


Monday 17 May 2010

Melatih Kekuatan Memilih

"Trouble is a friend." - Lenka

Sahabat, setiap kita saat ini adalah hasil dari keputusan dan tindakan kita di masa lalu. Tindakan dan keputusan kita bertahun yang lalu, punya peran membentuk diri kita saat ini. Keputusan dan tindakan kita kemarin, telah menjadikan kita sebagaimana kita yang hari ini.

Maka sahabat, setiap keputusan dan tindakan kita hari ini, akan menentukan bagaimana kita di masa depan. Jika kita menginginkan kebaikan terjadi pada diri kita di hari esok, maka segala keputusan dan tindakan kita hari ini, juga harus menjadi keputusan dan tindakan yang baik-baik.

Keputusan dan tindakan yang baik, adalah keputusan dan tindakan yang sangat jelas memberi sinyal tentang arah di dalam rute yang benar menuju kepada kebaikan kita di masa depan. Keputusan dan tindakan yang baik adalah bukan yang berbelok arah, dan bukan pula yang berbalik arah dari rute itu.

Kita sering sekali merasakan kesulitan untuk meyakini tingkat kebaikan yang tepat terkait dengan keputusan yang kita ambil dan tindakan yang kita lakukan.

"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

Perasaan seperti itu bisa berakibat buruk pada kestabilan diri dan menciptakan keraguan serta kegamangan. Akibatnya, perjalanan kita menuju kepada kebaikan akan kita rasakan sebagai langkah-langkah yang terseok dan rapuh. Diri, pikiran, dan perasaan kita juga akan menjadi lebih rapuh, menjadi lebih rentan di hadapan badai kehidupan.

Itu sebabnya sahabat, kita memerlukan keyakinan yang lebih kuat di dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan. Hanya dengan ini, maka mata dan hati kita juga hanya akan tertuju ke depan. Dan tentunya, keadaan ini akan membuat kita bisa memudahkan jalan menuju kepada kebaikan yang kita cita-citakan.

Keyakinan, sering kita anggap sebagai sesuatu yang sulit kita capai tingkatan idealnya. Ini ada benarnya, sebab keyakinan adalah tiang penyangga yang kekuatannya tidak datang begitu saja. Kekuatan keyakinan, adalah kekuatan yang harus kita bangun setiap saat, setiap hari.

"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

adalah

"Apakah saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah saya yakin tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

Dan sungguh sahabat, Tuhan begitu menyayangi kita dengan menganugerahkan sebuah kemampuan yang memang sesuai dengan kesanggupan setiap manusia. Dengan kemampuan itu, setiap kita telah diciptakan untuk mampu membangun keyakinan. Kemampuan itu, adalah kemampuan untuk MEMILIH.

HAL TERPENTING DI BALIK SETIAP KEPUTUSAN DAN TINDAKAN

Hal terpenting di balik setiap keputusan dan tindakan, adalah PILIHAN. Dengan kata lain, setiap keputusan dan tindakan adalah identik dengan PILIHAN. Dan kita sama mengetahui, bahwa setiap penyimpangan, kemunduran, atau terhentinya perjalanan menuju kepada kebaikan, hanya disebabkan oleh kegagalan dalam mengambil keputusan dan dalam melakukan tindakan. Maka sesungguhnya, kegagalan itu adalah kegagalan di dalam menetapkan PILIHAN.

Dengan kata lain sahabat, berhasil atau tidaknya kita mencapai tujuan dan cita-cita kebaikan, adalah ditentukan oleh besarnya kekuatan dari PILIHAN yang kita tetapkan.

PILIHAN itu sendiri adalah fenomena obyektif yang dihamparkan di hadapan kita setiap saat, setiap waktu. Dengan obyektifitasnya itu, maka PILIHAN adalah sesuatu yang netral dan apa adanya. Dalam pada itu, segala pilihan kebaikan yang kita tetapkan sebagai tujuan di dalam kehidupan, adalah sesuatu yang amat subyektif sifatnya, di mana untuk menuju kepada kebaikan ada begitu banyak pintu-pintu kebaikan. Apa yang perlu kita tempuh dengan demikian, adalah menjadikan diri kita sebagai pribadi-pribadi yang mempunyai kekuatan di dalam MEMILIH.

BERDIRI ATAU JATUH DI HADAPAN PILIHAN

Setiap kali kita dihadapkan pada PILIHAN, maka pada ketika itu SESUNGGUHNYALAH fungsi kemanusiaan kita sedang berada di titik PUNCAKNYA. Ketika kita berada di tengah masalah, kita berada di tengah hutan rimba PILIHAN. Segala hal yang berkecamuk di dalam pikiran dan perasaan kita, adalah hamburan-hamburan PILIHAN. Ketika itulah, kekuatan kita di dalam menetapkan PILIHAN menjadi sangat berperan.

Pada ketika itu, inilah yang berlangsung dan terjadi pada diri kita sebagai normalnya manusia:

1. Kita sebenarnya TEGAK BERDIRI sebagai manusia dengan keaktifan PERASAAN di titik puncak.

2. Kita sebenarnya TEGAK BERDIRI sebagai manusia dengan keaktifan PIKIRAN di titik puncak.

Hanya PERASAAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang impulsif, kompulsif, atau obsesif, yang akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang kurang menggunakan AKAL SEHAT.

Hanya PIKIRAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang rigid alias kaku dan berdarah dingin, yang juga akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang juga terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru juga mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang KURANG BERPERASAAN.

Lebih dari itu sahabat, hanya PERASAAN dan PIKIRAN yang mendominasi JIWA lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJERUMUS ke dalam pilihan yang buruk, yang jauh dari kebaikan, yang dipastikan akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang terjadi karena KEGAGALAN KEMANUSIAAN yang meng-gagal-total- kan kebaikan. Kita akan menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN.

Dari itu sahabat yang baik, apa yang perlu kita lakukan adalah terus belajar di dalam kebaikan, dengan terus berlatih guna menguatkan KEKUATAN MEMILIH, agar perasaan dan pikiran tetap menjadi "alat" kita dan tidak sebaliknya malah "memperalat" kita yang sebenarnya sedang menuju kepada cita-cita kebaikan.

MELATIH KEKUATAN MEMILIH

Demi ekologisnya PILIHAN keputusan dan tindakan kita saat ini, dan demi ekologisnya semua itu dengan masa depan, maka kita perlu berhati-hati menetapkan PILIHAN keputusan dan PILIHAN tindakan. Agar kita sebagai manusia yang baik-baik, tidak TERJATUH atau TERJERUMUS dan kemudian terlepas dari kebaikan kemanusiaan.

Sahabat, "ekologis" itu mudahnya adalah, "tetap melekat pada kebaikan dan terus membawa kebaikan, kapanpun dan dimanapun."

Mari kita sama-sama belajar dan berlatih.

Sahabat, perhatikanlah daftar berikut ini dan jika perlu tambahkanlah sendiri daftar ini sesuai dengan kondisi dan keadaan sahabat, apapun kondisi dari PERASAAN dan PIKIRAN sahabat saat ini.

01. TAQWA versus FUJUR
02. BENAR versus SALAH
03. PAHALA versus DOSA
04. BERMORAL versus AMORAL
05. BAIK versus BURUK
06. PINTAR versus BODOH
07. SMART versus STUPID
08. CANTIK versus TIDAK CANTIK (bukan tentang fisik)
09. COOL versus NOT COOL
10. KEREN ABIEZ versus NORAK ABIS
11. GUE BANGET versus BUKAN GUE BANGET (di dalam kebaikan)
12. AMAN versus TIDAK AMAN (bagi kebaikan)
13. MEMULUSKAN versus MENGHAMBAT (proses menuju kebaikan)
14. NYAMAN versus TIDAK NYAMAN (untuk kebaikan diri sendiri)
15. BERANI (karena benar) versus TAKUT (karena salah)
16. HIDUP versus MATI
17. BERSYUKUR versus TIDAK BERSYUKUR
18. SABAR versus AMARAH
19. ENAK versus MEMUAKKAN
20. BIJAK versus TIDAK BIJAK
21. CINTA versus BENCI
22. ADIL versus DZALIM
23. KAYA versus MISKIN (bicara akibat)
24. KEBAHAGIAAN versus PENDERITAAN (bicara akibat)
25. KETERATURAN versus KEKACAUAN
26. MENANG versus KALAH
27. SELESAI versus TAMBAH RUNYAM
28. Dan seterusnya... (tambahkan sendiri)

Sahabat bisa menambahkan pasangan-pasangan kontras sebanyak yang sahabat mau, sesuai yang bisa sahabat PIKIRKAN dan RASAKAN saat ini. Semakin sahabat menambahkannya, semakin banyak pintu-pintu kebaikan yang berpotensi sahabat masuki.

Sahabat, apa yang kita lakukan setiap saat adalah memberi MAKNA, sebab kehidupan adalah tentang MAKNA. Dan kita, baru saja memberi MAKNA bagi berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan yang dihadapkan kepada kita setiap saat dan setiap hari.

MAKNA-MAKNA itu, akan kita jadikan LABEL alias penanda bagi berbagai kemungkinan sebagai calon PILIHAN. LABEL-LABEL itu, adalah PINTU-PINTU menuju kepada kebaikan.

Pasangan LABEL itu secara sengaja dan khusus saling kita hadapkan sebagai dua kutub yang bertentangan. Di dalam teknik persuasi, upaya ini disebut dengan "the power of contrast".

Ingatlah sahabat, bahwa ketika kita me-LABEL-kan sebuah makna, maka LABEL itu melekat pada berbagai kemungkinan dan BUKAN pada DIRI KITA. LABEL-LABEL itu mewakili karakteristik, sifat, dan potensi dari berbagai PILIHAN kita nantinya.

Ketika kita berhadapan dengan berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan kehidupan, tahan dirilah sejenak untuk tidak langsung menetapkan PILIHAN KEPUTUSAN atau bahkan langsung melakukan apa yang menjadi PILIHAN TINDAKAN. Tuailah manfaat terbesar dari kesabaran, yaitu KEKUATAN UNTUK MEMILIH. Dan inilah yang perlu sahabat lakukan di saat JEDA itu.

Pertama, urutkanlah ulang semua koleksi LABEL di atas.

Ketika sahabat melakukannya, jangan lupa untuk MENGAMBIL angka nol (0) yang berada di depan semua angka di atas. Angka nol itu tidak kita buang, melainkan kita tanamkan kepada diri kita, bahwa itu adalah sebuah SIMBOL bagi jiwa kita yang baik, bahwa kita sedang dengan sengaja berdiri di titik nol, alias di titik NETRAL. Dengan tidak lagi mengandung angka "nol" di depannya, hasil pengurutan ulang yang sahabat lakukan, akan sangat mencerminkan tingkat kepentingannya bagi sahabat sendiri.

Mengurutkan ulang ini bisa kita lakukan dengan merasakan pengaruh terbesar dari pasangan LABEL terhadap perasaan dan pikiran kita. Misalnya saja, kita sangat benci disebut "BODOH" maka tentunya kita akan sangat senang disebut "PINTAR". Pada hari-hari yang lain, kita mungkin lebih senang disebut "ADIL" dan sangat tidak senang disebut "DZALIM". Ini sangat tergantung pada mood, atau kondisi perasaan dan pikiran kita pada suatu saat.

Apa yang biasanya terjadi, adalah otomatisnya kita melekatkan berbagai LABEL itu ke diri kita sendiri. Jika orang lain yang melakukannya, maka kita cenderung meng-ya-kannya. Maka kita bisa memaklumi, bahwa akibatnyapun akan sangat mungkin menjadi keputusan dan tindakan yang juga otomatis, yang justru menjatuhkan atau menjerumuskan.

Itulah keadaan di mana kita sedang "diperalat" oleh pikiran dan perasaan kita sendiri. Salah satu ciri dari kondisi "diperalat", adalah ketika kita berada dalam situasi "miskin pilihan pasangan LABEL". Misalnya, ketika kita melihat suatu persoalan hanya sebagai "MENANG versus KALAH". Padahal, belum tentu bahwa "MENANG versus KALAH" adalah di puncak peringkat.

Menjalani proses jeda dan mengurutkan ulang ini, adalah upaya awal bagi kita untuk menggeser semua LABEL agar tidak lagi "memperalat" melainkan menjadi "alat" yang bisa kita gunakan untuk mengelola PILIHAN-PILIHAN.

Mengurutkan ulang ini, juga bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan, "Apa yang paling penting buat saya saat ini?" - Apapun jawaban yang sahabat dapatkan, selalulah menjadikannya sebagai pasangan LABEL yang saling bertentangan. Misalnya, jika yang paling penting bagi sahabat pada suatu saat adalah "SELESAINYA MASALAH", maka pasangan kontrasnya adalah "MASALAH TAMBAH RUNYAM".

Sahabat, apapun hasil dari mengurutkan ulang di atas, adalah cerminan dari kondisi dan situasi diri sahabat pada saat itu. Dan manapun pasangan LABEL yang berada di puncak peringkat, hanya berarti satu, yaitu bahwa sahabat sedang berada di puncak performa sebagai pribadi yang sesungguhnya baik.

Maka sahabat, mengurutkan ulang semua pasangan LABEL sebagaimana di atas, adalah upaya mengakomodasi perasaan dan sekaligus pikiran dengan tetap berada di dalam kerangka kebaikan.

Kedua, ambillah satu pasangan LABEL yang sedang berada di puncak peringkat. Misalnya "BAIK versus BURUK". Mulai dari sini, konsistenlah HANYA dengan pasangan LABEL ini saja (lihat note di bagian bawah ini).

Ketiga, bersiaplah untuk melekatkan pasangan LABEL itu kepada kemungkinan- kemungkinan keputusan dan tindakan yang sedang sahabat hadapi. Tapi, tunda dulu proses ini.

Keempat, PILIHLAH SATU LABEL untuk MEMAKNAI setiap kemungkinan keputusan dan tindakan yang kita hadapi.

Kemudian, mulailah sahabat melakukan LABELLING. Misalnya, "kemungkinan A" berlabel "BAIK", "kemungkinan B" berlabel "BAIK", "kemungkinan C" berlabel "BURUK" dan seterusnya.

Di awal proses, kemungkinan keputusan dan tindakan itu mungkin saja lebih dari dua, atau bahkan banyak. Akan tetapi, lekatilah dengan HANYA salah satu dari dua PILIHAN LABEL MAKNA di puncak peringkat. Jangan gunakan LABEL dari pasangan LABEL di peringkat yang lain, sebab itu akan memicu "konflik internal" di dalam perasaan dan pikiran sahabat.

Sejalan dengan waktu, sahabat akan menemukan bahwa setiap masalah sebenarnya hanya akan bermuara pada dua ujung yang sifat, karakter, dan potensinya bertolak belakang.

Kelima, simpulkan.

Kini sahabat memiliki cara yang lebih mudah dan lebih bijak untuk menetapkan PILIHAN keputusan dan PILIHAN tindakan, sehingga Insya Allah keputusan dan tindakan sahabat memang bisa sahabat yakini mengarah kepada tujuan kebaikan.

Note: Dalam hal terjadi keseimbangan hasil di antara dua LABEL kontras, barulah sahabat bisa bergeser ke pasangan LABEL di peringkat berikutnya. "Tata tertib" ini memang diperlukan agar tidak memicu "konflik internal" sebagaimana diungkapkan di atas.

Peringkat dari pasangan-pasangan LABEL itu juga akan berubah-ubah urutannya, tergantung pada situasi dan keadaan pikiran dan perasaan sahabat di setiap saat. Peringkat hari ini mungkin akan berbeda dengan peringkat besok. Apa yang penting, adalah sahabat selalu mempunyai pasangan kontras, di mana yang satu menuju kepada cita-cita kebaikan dan satu lagi sebaliknya.

Semoga, kita semua bisa lebih banyak berlatih dan belajar setiap hari, ketika kita dihadapkan pada berbagai PILIHAN kemungkinan dari keputusan dan tindakan di dalam hidup yang menuju kepada kebaikan. Sehingga, apapun LABEL yang sedang kita lekatkan kepada berbagai kemungkinan itu secara obyektif, sahabat tetap berdiri sebagai pribadi yang secara subyektif baik.

Semoga sahabat semua menjadi lebih mudah menemukan cara yang memuluskan jalan menuju kepada cita-cita kebaikan. Aamiin. Aamiin.

O ya sahabat, bukankah semua pelajaran di atas sesungguhnya adalah tentang MELATIH HATI NURANI?


Salam sukses,


Junaedi

=======================================

Ikhwan Sopa : Master Trainer E.D.A.N. - http://www.motivasi-komunikasi- leadership. co.cc


Melatih Kekuatan Memilih

"Trouble is a friend." - Lenka

Sahabat, setiap kita saat ini adalah hasil dari keputusan dan tindakan kita di masa lalu. Tindakan dan keputusan kita bertahun yang lalu, punya peran membentuk diri kita saat ini. Keputusan dan tindakan kita kemarin, telah menjadikan kita sebagaimana kita yang hari ini.

Maka sahabat, setiap keputusan dan tindakan kita hari ini, akan menentukan bagaimana kita di masa depan. Jika kita menginginkan kebaikan terjadi pada diri kita di hari esok, maka segala keputusan dan tindakan kita hari ini, juga harus menjadi keputusan dan tindakan yang baik-baik.

Keputusan dan tindakan yang baik, adalah keputusan dan tindakan yang sangat jelas memberi sinyal tentang arah di dalam rute yang benar menuju kepada kebaikan kita di masa depan. Keputusan dan tindakan yang baik adalah bukan yang berbelok arah, dan bukan pula yang berbalik arah dari rute itu.

Kita sering sekali merasakan kesulitan untuk meyakini tingkat kebaikan yang tepat terkait dengan keputusan yang kita ambil dan tindakan yang kita lakukan.

"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

Perasaan seperti itu bisa berakibat buruk pada kestabilan diri dan menciptakan keraguan serta kegamangan. Akibatnya, perjalanan kita menuju kepada kebaikan akan kita rasakan sebagai langkah-langkah yang terseok dan rapuh. Diri, pikiran, dan perasaan kita juga akan menjadi lebih rapuh, menjadi lebih rentan di hadapan badai kehidupan.

Itu sebabnya sahabat, kita memerlukan keyakinan yang lebih kuat di dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan. Hanya dengan ini, maka mata dan hati kita juga hanya akan tertuju ke depan. Dan tentunya, keadaan ini akan membuat kita bisa memudahkan jalan menuju kepada kebaikan yang kita cita-citakan.

Keyakinan, sering kita anggap sebagai sesuatu yang sulit kita capai tingkatan idealnya. Ini ada benarnya, sebab keyakinan adalah tiang penyangga yang kekuatannya tidak datang begitu saja. Kekuatan keyakinan, adalah kekuatan yang harus kita bangun setiap saat, setiap hari.

"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

adalah

"Apakah saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah saya yakin tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

Dan sungguh sahabat, Tuhan begitu menyayangi kita dengan menganugerahkan sebuah kemampuan yang memang sesuai dengan kesanggupan setiap manusia. Dengan kemampuan itu, setiap kita telah diciptakan untuk mampu membangun keyakinan. Kemampuan itu, adalah kemampuan untuk MEMILIH.

HAL TERPENTING DI BALIK SETIAP KEPUTUSAN DAN TINDAKAN

Hal terpenting di balik setiap keputusan dan tindakan, adalah PILIHAN. Dengan kata lain, setiap keputusan dan tindakan adalah identik dengan PILIHAN. Dan kita sama mengetahui, bahwa setiap penyimpangan, kemunduran, atau terhentinya perjalanan menuju kepada kebaikan, hanya disebabkan oleh kegagalan dalam mengambil keputusan dan dalam melakukan tindakan. Maka sesungguhnya, kegagalan itu adalah kegagalan di dalam menetapkan PILIHAN.

Dengan kata lain sahabat, berhasil atau tidaknya kita mencapai tujuan dan cita-cita kebaikan, adalah ditentukan oleh besarnya kekuatan dari PILIHAN yang kita tetapkan.

PILIHAN itu sendiri adalah fenomena obyektif yang dihamparkan di hadapan kita setiap saat, setiap waktu. Dengan obyektifitasnya itu, maka PILIHAN adalah sesuatu yang netral dan apa adanya. Dalam pada itu, segala pilihan kebaikan yang kita tetapkan sebagai tujuan di dalam kehidupan, adalah sesuatu yang amat subyektif sifatnya, di mana untuk menuju kepada kebaikan ada begitu banyak pintu-pintu kebaikan. Apa yang perlu kita tempuh dengan demikian, adalah menjadikan diri kita sebagai pribadi-pribadi yang mempunyai kekuatan di dalam MEMILIH.

BERDIRI ATAU JATUH DI HADAPAN PILIHAN

Setiap kali kita dihadapkan pada PILIHAN, maka pada ketika itu SESUNGGUHNYALAH fungsi kemanusiaan kita sedang berada di titik PUNCAKNYA. Ketika kita berada di tengah masalah, kita berada di tengah hutan rimba PILIHAN. Segala hal yang berkecamuk di dalam pikiran dan perasaan kita, adalah hamburan-hamburan PILIHAN. Ketika itulah, kekuatan kita di dalam menetapkan PILIHAN menjadi sangat berperan.

Pada ketika itu, inilah yang berlangsung dan terjadi pada diri kita sebagai normalnya manusia:

1. Kita sebenarnya TEGAK BERDIRI sebagai manusia dengan keaktifan PERASAAN di titik puncak.

2. Kita sebenarnya TEGAK BERDIRI sebagai manusia dengan keaktifan PIKIRAN di titik puncak.

Hanya PERASAAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang impulsif, kompulsif, atau obsesif, yang akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang kurang menggunakan AKAL SEHAT.

Hanya PIKIRAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang rigid alias kaku dan berdarah dingin, yang juga akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang juga terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru juga mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang KURANG BERPERASAAN.

Lebih dari itu sahabat, hanya PERASAAN dan PIKIRAN yang mendominasi JIWA lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJERUMUS ke dalam pilihan yang buruk, yang jauh dari kebaikan, yang dipastikan akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang terjadi karena KEGAGALAN KEMANUSIAAN yang meng-gagal-total- kan kebaikan. Kita akan menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN.

Dari itu sahabat yang baik, apa yang perlu kita lakukan adalah terus belajar di dalam kebaikan, dengan terus berlatih guna menguatkan KEKUATAN MEMILIH, agar perasaan dan pikiran tetap menjadi "alat" kita dan tidak sebaliknya malah "memperalat" kita yang sebenarnya sedang menuju kepada cita-cita kebaikan.

MELATIH KEKUATAN MEMILIH

Demi ekologisnya PILIHAN keputusan dan tindakan kita saat ini, dan demi ekologisnya semua itu dengan masa depan, maka kita perlu berhati-hati menetapkan PILIHAN keputusan dan PILIHAN tindakan. Agar kita sebagai manusia yang baik-baik, tidak TERJATUH atau TERJERUMUS dan kemudian terlepas dari kebaikan kemanusiaan.

Sahabat, "ekologis" itu mudahnya adalah, "tetap melekat pada kebaikan dan terus membawa kebaikan, kapanpun dan dimanapun."

Mari kita sama-sama belajar dan berlatih.

Sahabat, perhatikanlah daftar berikut ini dan jika perlu tambahkanlah sendiri daftar ini sesuai dengan kondisi dan keadaan sahabat, apapun kondisi dari PERASAAN dan PIKIRAN sahabat saat ini.

01. TAQWA versus FUJUR
02. BENAR versus SALAH
03. PAHALA versus DOSA
04. BERMORAL versus AMORAL
05. BAIK versus BURUK
06. PINTAR versus BODOH
07. SMART versus STUPID
08. CANTIK versus TIDAK CANTIK (bukan tentang fisik)
09. COOL versus NOT COOL
10. KEREN ABIEZ versus NORAK ABIS
11. GUE BANGET versus BUKAN GUE BANGET (di dalam kebaikan)
12. AMAN versus TIDAK AMAN (bagi kebaikan)
13. MEMULUSKAN versus MENGHAMBAT (proses menuju kebaikan)
14. NYAMAN versus TIDAK NYAMAN (untuk kebaikan diri sendiri)
15. BERANI (karena benar) versus TAKUT (karena salah)
16. HIDUP versus MATI
17. BERSYUKUR versus TIDAK BERSYUKUR
18. SABAR versus AMARAH
19. ENAK versus MEMUAKKAN
20. BIJAK versus TIDAK BIJAK
21. CINTA versus BENCI
22. ADIL versus DZALIM
23. KAYA versus MISKIN (bicara akibat)
24. KEBAHAGIAAN versus PENDERITAAN (bicara akibat)
25. KETERATURAN versus KEKACAUAN
26. MENANG versus KALAH
27. SELESAI versus TAMBAH RUNYAM
28. Dan seterusnya... (tambahkan sendiri)

Sahabat bisa menambahkan pasangan-pasangan kontras sebanyak yang sahabat mau, sesuai yang bisa sahabat PIKIRKAN dan RASAKAN saat ini. Semakin sahabat menambahkannya, semakin banyak pintu-pintu kebaikan yang berpotensi sahabat masuki.

Sahabat, apa yang kita lakukan setiap saat adalah memberi MAKNA, sebab kehidupan adalah tentang MAKNA. Dan kita, baru saja memberi MAKNA bagi berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan yang dihadapkan kepada kita setiap saat dan setiap hari.

MAKNA-MAKNA itu, akan kita jadikan LABEL alias penanda bagi berbagai kemungkinan sebagai calon PILIHAN. LABEL-LABEL itu, adalah PINTU-PINTU menuju kepada kebaikan.

Pasangan LABEL itu secara sengaja dan khusus saling kita hadapkan sebagai dua kutub yang bertentangan. Di dalam teknik persuasi, upaya ini disebut dengan "the power of contrast".

Ingatlah sahabat, bahwa ketika kita me-LABEL-kan sebuah makna, maka LABEL itu melekat pada berbagai kemungkinan dan BUKAN pada DIRI KITA. LABEL-LABEL itu mewakili karakteristik, sifat, dan potensi dari berbagai PILIHAN kita nantinya.

Ketika kita berhadapan dengan berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan kehidupan, tahan dirilah sejenak untuk tidak langsung menetapkan PILIHAN KEPUTUSAN atau bahkan langsung melakukan apa yang menjadi PILIHAN TINDAKAN. Tuailah manfaat terbesar dari kesabaran, yaitu KEKUATAN UNTUK MEMILIH. Dan inilah yang perlu sahabat lakukan di saat JEDA itu.

Pertama, urutkanlah ulang semua koleksi LABEL di atas.

Ketika sahabat melakukannya, jangan lupa untuk MENGAMBIL angka nol (0) yang berada di depan semua angka di atas. Angka nol itu tidak kita buang, melainkan kita tanamkan kepada diri kita, bahwa itu adalah sebuah SIMBOL bagi jiwa kita yang baik, bahwa kita sedang dengan sengaja berdiri di titik nol, alias di titik NETRAL. Dengan tidak lagi mengandung angka "nol" di depannya, hasil pengurutan ulang yang sahabat lakukan, akan sangat mencerminkan tingkat kepentingannya bagi sahabat sendiri.

Mengurutkan ulang ini bisa kita lakukan dengan merasakan pengaruh terbesar dari pasangan LABEL terhadap perasaan dan pikiran kita. Misalnya saja, kita sangat benci disebut "BODOH" maka tentunya kita akan sangat senang disebut "PINTAR". Pada hari-hari yang lain, kita mungkin lebih senang disebut "ADIL" dan sangat tidak senang disebut "DZALIM". Ini sangat tergantung pada mood, atau kondisi perasaan dan pikiran kita pada suatu saat.

Apa yang biasanya terjadi, adalah otomatisnya kita melekatkan berbagai LABEL itu ke diri kita sendiri. Jika orang lain yang melakukannya, maka kita cenderung meng-ya-kannya. Maka kita bisa memaklumi, bahwa akibatnyapun akan sangat mungkin menjadi keputusan dan tindakan yang juga otomatis, yang justru menjatuhkan atau menjerumuskan.

Itulah keadaan di mana kita sedang "diperalat" oleh pikiran dan perasaan kita sendiri. Salah satu ciri dari kondisi "diperalat", adalah ketika kita berada dalam situasi "miskin pilihan pasangan LABEL". Misalnya, ketika kita melihat suatu persoalan hanya sebagai "MENANG versus KALAH". Padahal, belum tentu bahwa "MENANG versus KALAH" adalah di puncak peringkat.

Menjalani proses jeda dan mengurutkan ulang ini, adalah upaya awal bagi kita untuk menggeser semua LABEL agar tidak lagi "memperalat" melainkan menjadi "alat" yang bisa kita gunakan untuk mengelola PILIHAN-PILIHAN.

Mengurutkan ulang ini, juga bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan, "Apa yang paling penting buat saya saat ini?" - Apapun jawaban yang sahabat dapatkan, selalulah menjadikannya sebagai pasangan LABEL yang saling bertentangan. Misalnya, jika yang paling penting bagi sahabat pada suatu saat adalah "SELESAINYA MASALAH", maka pasangan kontrasnya adalah "MASALAH TAMBAH RUNYAM".

Sahabat, apapun hasil dari mengurutkan ulang di atas, adalah cerminan dari kondisi dan situasi diri sahabat pada saat itu. Dan manapun pasangan LABEL yang berada di puncak peringkat, hanya berarti satu, yaitu bahwa sahabat sedang berada di puncak performa sebagai pribadi yang sesungguhnya baik.

Maka sahabat, mengurutkan ulang semua pasangan LABEL sebagaimana di atas, adalah upaya mengakomodasi perasaan dan sekaligus pikiran dengan tetap berada di dalam kerangka kebaikan.

Kedua, ambillah satu pasangan LABEL yang sedang berada di puncak peringkat. Misalnya "BAIK versus BURUK". Mulai dari sini, konsistenlah HANYA dengan pasangan LABEL ini saja (lihat note di bagian bawah ini).

Ketiga, bersiaplah untuk melekatkan pasangan LABEL itu kepada kemungkinan- kemungkinan keputusan dan tindakan yang sedang sahabat hadapi. Tapi, tunda dulu proses ini.

Keempat, PILIHLAH SATU LABEL untuk MEMAKNAI setiap kemungkinan keputusan dan tindakan yang kita hadapi.

Kemudian, mulailah sahabat melakukan LABELLING. Misalnya, "kemungkinan A" berlabel "BAIK", "kemungkinan B" berlabel "BAIK", "kemungkinan C" berlabel "BURUK" dan seterusnya.

Di awal proses, kemungkinan keputusan dan tindakan itu mungkin saja lebih dari dua, atau bahkan banyak. Akan tetapi, lekatilah dengan HANYA salah satu dari dua PILIHAN LABEL MAKNA di puncak peringkat. Jangan gunakan LABEL dari pasangan LABEL di peringkat yang lain, sebab itu akan memicu "konflik internal" di dalam perasaan dan pikiran sahabat.

Sejalan dengan waktu, sahabat akan menemukan bahwa setiap masalah sebenarnya hanya akan bermuara pada dua ujung yang sifat, karakter, dan potensinya bertolak belakang.

Kelima, simpulkan.

Kini sahabat memiliki cara yang lebih mudah dan lebih bijak untuk menetapkan PILIHAN keputusan dan PILIHAN tindakan, sehingga Insya Allah keputusan dan tindakan sahabat memang bisa sahabat yakini mengarah kepada tujuan kebaikan.

Note: Dalam hal terjadi keseimbangan hasil di antara dua LABEL kontras, barulah sahabat bisa bergeser ke pasangan LABEL di peringkat berikutnya. "Tata tertib" ini memang diperlukan agar tidak memicu "konflik internal" sebagaimana diungkapkan di atas.

Peringkat dari pasangan-pasangan LABEL itu juga akan berubah-ubah urutannya, tergantung pada situasi dan keadaan pikiran dan perasaan sahabat di setiap saat. Peringkat hari ini mungkin akan berbeda dengan peringkat besok. Apa yang penting, adalah sahabat selalu mempunyai pasangan kontras, di mana yang satu menuju kepada cita-cita kebaikan dan satu lagi sebaliknya.

Semoga, kita semua bisa lebih banyak berlatih dan belajar setiap hari, ketika kita dihadapkan pada berbagai PILIHAN kemungkinan dari keputusan dan tindakan di dalam hidup yang menuju kepada kebaikan. Sehingga, apapun LABEL yang sedang kita lekatkan kepada berbagai kemungkinan itu secara obyektif, sahabat tetap berdiri sebagai pribadi yang secara subyektif baik.

Semoga sahabat semua menjadi lebih mudah menemukan cara yang memuluskan jalan menuju kepada cita-cita kebaikan. Aamiin. Aamiin.

O ya sahabat, bukankah semua pelajaran di atas sesungguhnya adalah tentang MELATIH HATI NURANI?


Salam sukses,


Junaedi

=======================================

Ikhwan Sopa : Master Trainer E.D.A.N. - http://www.motivasi-komunikasi- leadership. co.cc


Melatih Kekuatan Memilih

"Trouble is a friend." - Lenka

Sahabat, setiap kita saat ini adalah hasil dari keputusan dan tindakan kita di masa lalu. Tindakan dan keputusan kita bertahun yang lalu, punya peran membentuk diri kita saat ini. Keputusan dan tindakan kita kemarin, telah menjadikan kita sebagaimana kita yang hari ini.

Maka sahabat, setiap keputusan dan tindakan kita hari ini, akan menentukan bagaimana kita di masa depan. Jika kita menginginkan kebaikan terjadi pada diri kita di hari esok, maka segala keputusan dan tindakan kita hari ini, juga harus menjadi keputusan dan tindakan yang baik-baik.

Keputusan dan tindakan yang baik, adalah keputusan dan tindakan yang sangat jelas memberi sinyal tentang arah di dalam rute yang benar menuju kepada kebaikan kita di masa depan. Keputusan dan tindakan yang baik adalah bukan yang berbelok arah, dan bukan pula yang berbalik arah dari rute itu.

Kita sering sekali merasakan kesulitan untuk meyakini tingkat kebaikan yang tepat terkait dengan keputusan yang kita ambil dan tindakan yang kita lakukan.

"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

Perasaan seperti itu bisa berakibat buruk pada kestabilan diri dan menciptakan keraguan serta kegamangan. Akibatnya, perjalanan kita menuju kepada kebaikan akan kita rasakan sebagai langkah-langkah yang terseok dan rapuh. Diri, pikiran, dan perasaan kita juga akan menjadi lebih rapuh, menjadi lebih rentan di hadapan badai kehidupan.

Itu sebabnya sahabat, kita memerlukan keyakinan yang lebih kuat di dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan. Hanya dengan ini, maka mata dan hati kita juga hanya akan tertuju ke depan. Dan tentunya, keadaan ini akan membuat kita bisa memudahkan jalan menuju kepada kebaikan yang kita cita-citakan.

Keyakinan, sering kita anggap sebagai sesuatu yang sulit kita capai tingkatan idealnya. Ini ada benarnya, sebab keyakinan adalah tiang penyangga yang kekuatannya tidak datang begitu saja. Kekuatan keyakinan, adalah kekuatan yang harus kita bangun setiap saat, setiap hari.

"Apakah keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

adalah

"Apakah saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil ini sudah baik dan tepat?"
"Apakah saya yakin tindakan yang akan saya lakukan ini sudah baik dan tepat?"

Dan sungguh sahabat, Tuhan begitu menyayangi kita dengan menganugerahkan sebuah kemampuan yang memang sesuai dengan kesanggupan setiap manusia. Dengan kemampuan itu, setiap kita telah diciptakan untuk mampu membangun keyakinan. Kemampuan itu, adalah kemampuan untuk MEMILIH.

HAL TERPENTING DI BALIK SETIAP KEPUTUSAN DAN TINDAKAN

Hal terpenting di balik setiap keputusan dan tindakan, adalah PILIHAN. Dengan kata lain, setiap keputusan dan tindakan adalah identik dengan PILIHAN. Dan kita sama mengetahui, bahwa setiap penyimpangan, kemunduran, atau terhentinya perjalanan menuju kepada kebaikan, hanya disebabkan oleh kegagalan dalam mengambil keputusan dan dalam melakukan tindakan. Maka sesungguhnya, kegagalan itu adalah kegagalan di dalam menetapkan PILIHAN.

Dengan kata lain sahabat, berhasil atau tidaknya kita mencapai tujuan dan cita-cita kebaikan, adalah ditentukan oleh besarnya kekuatan dari PILIHAN yang kita tetapkan.

PILIHAN itu sendiri adalah fenomena obyektif yang dihamparkan di hadapan kita setiap saat, setiap waktu. Dengan obyektifitasnya itu, maka PILIHAN adalah sesuatu yang netral dan apa adanya. Dalam pada itu, segala pilihan kebaikan yang kita tetapkan sebagai tujuan di dalam kehidupan, adalah sesuatu yang amat subyektif sifatnya, di mana untuk menuju kepada kebaikan ada begitu banyak pintu-pintu kebaikan. Apa yang perlu kita tempuh dengan demikian, adalah menjadikan diri kita sebagai pribadi-pribadi yang mempunyai kekuatan di dalam MEMILIH.

BERDIRI ATAU JATUH DI HADAPAN PILIHAN

Setiap kali kita dihadapkan pada PILIHAN, maka pada ketika itu SESUNGGUHNYALAH fungsi kemanusiaan kita sedang berada di titik PUNCAKNYA. Ketika kita berada di tengah masalah, kita berada di tengah hutan rimba PILIHAN. Segala hal yang berkecamuk di dalam pikiran dan perasaan kita, adalah hamburan-hamburan PILIHAN. Ketika itulah, kekuatan kita di dalam menetapkan PILIHAN menjadi sangat berperan.

Pada ketika itu, inilah yang berlangsung dan terjadi pada diri kita sebagai normalnya manusia:

1. Kita sebenarnya TEGAK BERDIRI sebagai manusia dengan keaktifan PERASAAN di titik puncak.

2. Kita sebenarnya TEGAK BERDIRI sebagai manusia dengan keaktifan PIKIRAN di titik puncak.

Hanya PERASAAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang impulsif, kompulsif, atau obsesif, yang akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang kurang menggunakan AKAL SEHAT.

Hanya PIKIRAN yang mendominasi lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJATUH ke dalam PILIHAN yang rigid alias kaku dan berdarah dingin, yang juga akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang juga terjadi karena gagalnya upaya untuk tetap mengarah kepada kebaikan. Penyesalan yang terjadi akibat pengambilan keputusan yang berujung pada tindakan yang justru juga mensabotase kebaikan. Kita sering menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang KURANG BERPERASAAN.

Lebih dari itu sahabat, hanya PERASAAN dan PIKIRAN yang mendominasi JIWA lebih dari proporsinyalah, yang membuat kita TERJERUMUS ke dalam pilihan yang buruk, yang jauh dari kebaikan, yang dipastikan akan menjadi sebab bagi penyesalan kita di kemudian hari. Penyesalan yang terjadi karena KEGAGALAN KEMANUSIAAN yang meng-gagal-total- kan kebaikan. Kita akan menyebut hal ini sebagai keputusan dan tindakan yang TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN.

Dari itu sahabat yang baik, apa yang perlu kita lakukan adalah terus belajar di dalam kebaikan, dengan terus berlatih guna menguatkan KEKUATAN MEMILIH, agar perasaan dan pikiran tetap menjadi "alat" kita dan tidak sebaliknya malah "memperalat" kita yang sebenarnya sedang menuju kepada cita-cita kebaikan.

MELATIH KEKUATAN MEMILIH

Demi ekologisnya PILIHAN keputusan dan tindakan kita saat ini, dan demi ekologisnya semua itu dengan masa depan, maka kita perlu berhati-hati menetapkan PILIHAN keputusan dan PILIHAN tindakan. Agar kita sebagai manusia yang baik-baik, tidak TERJATUH atau TERJERUMUS dan kemudian terlepas dari kebaikan kemanusiaan.

Sahabat, "ekologis" itu mudahnya adalah, "tetap melekat pada kebaikan dan terus membawa kebaikan, kapanpun dan dimanapun."

Mari kita sama-sama belajar dan berlatih.

Sahabat, perhatikanlah daftar berikut ini dan jika perlu tambahkanlah sendiri daftar ini sesuai dengan kondisi dan keadaan sahabat, apapun kondisi dari PERASAAN dan PIKIRAN sahabat saat ini.

01. TAQWA versus FUJUR
02. BENAR versus SALAH
03. PAHALA versus DOSA
04. BERMORAL versus AMORAL
05. BAIK versus BURUK
06. PINTAR versus BODOH
07. SMART versus STUPID
08. CANTIK versus TIDAK CANTIK (bukan tentang fisik)
09. COOL versus NOT COOL
10. KEREN ABIEZ versus NORAK ABIS
11. GUE BANGET versus BUKAN GUE BANGET (di dalam kebaikan)
12. AMAN versus TIDAK AMAN (bagi kebaikan)
13. MEMULUSKAN versus MENGHAMBAT (proses menuju kebaikan)
14. NYAMAN versus TIDAK NYAMAN (untuk kebaikan diri sendiri)
15. BERANI (karena benar) versus TAKUT (karena salah)
16. HIDUP versus MATI
17. BERSYUKUR versus TIDAK BERSYUKUR
18. SABAR versus AMARAH
19. ENAK versus MEMUAKKAN
20. BIJAK versus TIDAK BIJAK
21. CINTA versus BENCI
22. ADIL versus DZALIM
23. KAYA versus MISKIN (bicara akibat)
24. KEBAHAGIAAN versus PENDERITAAN (bicara akibat)
25. KETERATURAN versus KEKACAUAN
26. MENANG versus KALAH
27. SELESAI versus TAMBAH RUNYAM
28. Dan seterusnya... (tambahkan sendiri)

Sahabat bisa menambahkan pasangan-pasangan kontras sebanyak yang sahabat mau, sesuai yang bisa sahabat PIKIRKAN dan RASAKAN saat ini. Semakin sahabat menambahkannya, semakin banyak pintu-pintu kebaikan yang berpotensi sahabat masuki.

Sahabat, apa yang kita lakukan setiap saat adalah memberi MAKNA, sebab kehidupan adalah tentang MAKNA. Dan kita, baru saja memberi MAKNA bagi berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan yang dihadapkan kepada kita setiap saat dan setiap hari.

MAKNA-MAKNA itu, akan kita jadikan LABEL alias penanda bagi berbagai kemungkinan sebagai calon PILIHAN. LABEL-LABEL itu, adalah PINTU-PINTU menuju kepada kebaikan.

Pasangan LABEL itu secara sengaja dan khusus saling kita hadapkan sebagai dua kutub yang bertentangan. Di dalam teknik persuasi, upaya ini disebut dengan "the power of contrast".

Ingatlah sahabat, bahwa ketika kita me-LABEL-kan sebuah makna, maka LABEL itu melekat pada berbagai kemungkinan dan BUKAN pada DIRI KITA. LABEL-LABEL itu mewakili karakteristik, sifat, dan potensi dari berbagai PILIHAN kita nantinya.

Ketika kita berhadapan dengan berbagai kemungkinan keputusan dan tindakan kehidupan, tahan dirilah sejenak untuk tidak langsung menetapkan PILIHAN KEPUTUSAN atau bahkan langsung melakukan apa yang menjadi PILIHAN TINDAKAN. Tuailah manfaat terbesar dari kesabaran, yaitu KEKUATAN UNTUK MEMILIH. Dan inilah yang perlu sahabat lakukan di saat JEDA itu.

Pertama, urutkanlah ulang semua koleksi LABEL di atas.

Ketika sahabat melakukannya, jangan lupa untuk MENGAMBIL angka nol (0) yang berada di depan semua angka di atas. Angka nol itu tidak kita buang, melainkan kita tanamkan kepada diri kita, bahwa itu adalah sebuah SIMBOL bagi jiwa kita yang baik, bahwa kita sedang dengan sengaja berdiri di titik nol, alias di titik NETRAL. Dengan tidak lagi mengandung angka "nol" di depannya, hasil pengurutan ulang yang sahabat lakukan, akan sangat mencerminkan tingkat kepentingannya bagi sahabat sendiri.

Mengurutkan ulang ini bisa kita lakukan dengan merasakan pengaruh terbesar dari pasangan LABEL terhadap perasaan dan pikiran kita. Misalnya saja, kita sangat benci disebut "BODOH" maka tentunya kita akan sangat senang disebut "PINTAR". Pada hari-hari yang lain, kita mungkin lebih senang disebut "ADIL" dan sangat tidak senang disebut "DZALIM". Ini sangat tergantung pada mood, atau kondisi perasaan dan pikiran kita pada suatu saat.

Apa yang biasanya terjadi, adalah otomatisnya kita melekatkan berbagai LABEL itu ke diri kita sendiri. Jika orang lain yang melakukannya, maka kita cenderung meng-ya-kannya. Maka kita bisa memaklumi, bahwa akibatnyapun akan sangat mungkin menjadi keputusan dan tindakan yang juga otomatis, yang justru menjatuhkan atau menjerumuskan.

Itulah keadaan di mana kita sedang "diperalat" oleh pikiran dan perasaan kita sendiri. Salah satu ciri dari kondisi "diperalat", adalah ketika kita berada dalam situasi "miskin pilihan pasangan LABEL". Misalnya, ketika kita melihat suatu persoalan hanya sebagai "MENANG versus KALAH". Padahal, belum tentu bahwa "MENANG versus KALAH" adalah di puncak peringkat.

Menjalani proses jeda dan mengurutkan ulang ini, adalah upaya awal bagi kita untuk menggeser semua LABEL agar tidak lagi "memperalat" melainkan menjadi "alat" yang bisa kita gunakan untuk mengelola PILIHAN-PILIHAN.

Mengurutkan ulang ini, juga bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan, "Apa yang paling penting buat saya saat ini?" - Apapun jawaban yang sahabat dapatkan, selalulah menjadikannya sebagai pasangan LABEL yang saling bertentangan. Misalnya, jika yang paling penting bagi sahabat pada suatu saat adalah "SELESAINYA MASALAH", maka pasangan kontrasnya adalah "MASALAH TAMBAH RUNYAM".

Sahabat, apapun hasil dari mengurutkan ulang di atas, adalah cerminan dari kondisi dan situasi diri sahabat pada saat itu. Dan manapun pasangan LABEL yang berada di puncak peringkat, hanya berarti satu, yaitu bahwa sahabat sedang berada di puncak performa sebagai pribadi yang sesungguhnya baik.

Maka sahabat, mengurutkan ulang semua pasangan LABEL sebagaimana di atas, adalah upaya mengakomodasi perasaan dan sekaligus pikiran dengan tetap berada di dalam kerangka kebaikan.

Kedua, ambillah satu pasangan LABEL yang sedang berada di puncak peringkat. Misalnya "BAIK versus BURUK". Mulai dari sini, konsistenlah HANYA dengan pasangan LABEL ini saja (lihat note di bagian bawah ini).

Ketiga, bersiaplah untuk melekatkan pasangan LABEL itu kepada kemungkinan- kemungkinan keputusan dan tindakan yang sedang sahabat hadapi. Tapi, tunda dulu proses ini.

Keempat, PILIHLAH SATU LABEL untuk MEMAKNAI setiap kemungkinan keputusan dan tindakan yang kita hadapi.

Kemudian, mulailah sahabat melakukan LABELLING. Misalnya, "kemungkinan A" berlabel "BAIK", "kemungkinan B" berlabel "BAIK", "kemungkinan C" berlabel "BURUK" dan seterusnya.

Di awal proses, kemungkinan keputusan dan tindakan itu mungkin saja lebih dari dua, atau bahkan banyak. Akan tetapi, lekatilah dengan HANYA salah satu dari dua PILIHAN LABEL MAKNA di puncak peringkat. Jangan gunakan LABEL dari pasangan LABEL di peringkat yang lain, sebab itu akan memicu "konflik internal" di dalam perasaan dan pikiran sahabat.

Sejalan dengan waktu, sahabat akan menemukan bahwa setiap masalah sebenarnya hanya akan bermuara pada dua ujung yang sifat, karakter, dan potensinya bertolak belakang.

Kelima, simpulkan.

Kini sahabat memiliki cara yang lebih mudah dan lebih bijak untuk menetapkan PILIHAN keputusan dan PILIHAN tindakan, sehingga Insya Allah keputusan dan tindakan sahabat memang bisa sahabat yakini mengarah kepada tujuan kebaikan.

Note: Dalam hal terjadi keseimbangan hasil di antara dua LABEL kontras, barulah sahabat bisa bergeser ke pasangan LABEL di peringkat berikutnya. "Tata tertib" ini memang diperlukan agar tidak memicu "konflik internal" sebagaimana diungkapkan di atas.

Peringkat dari pasangan-pasangan LABEL itu juga akan berubah-ubah urutannya, tergantung pada situasi dan keadaan pikiran dan perasaan sahabat di setiap saat. Peringkat hari ini mungkin akan berbeda dengan peringkat besok. Apa yang penting, adalah sahabat selalu mempunyai pasangan kontras, di mana yang satu menuju kepada cita-cita kebaikan dan satu lagi sebaliknya.

Semoga, kita semua bisa lebih banyak berlatih dan belajar setiap hari, ketika kita dihadapkan pada berbagai PILIHAN kemungkinan dari keputusan dan tindakan di dalam hidup yang menuju kepada kebaikan. Sehingga, apapun LABEL yang sedang kita lekatkan kepada berbagai kemungkinan itu secara obyektif, sahabat tetap berdiri sebagai pribadi yang secara subyektif baik.

Semoga sahabat semua menjadi lebih mudah menemukan cara yang memuluskan jalan menuju kepada cita-cita kebaikan. Aamiin. Aamiin.

O ya sahabat, bukankah semua pelajaran di atas sesungguhnya adalah tentang MELATIH HATI NURANI?


Salam sukses,


Junaedi

=======================================

Ikhwan Sopa : Master Trainer E.D.A.N. - http://www.motivasi-komunikasi- leadership. co.cc